DEMI TUHAN (ALLAH SWT), BANGSA INDONESIA DAN UKHTI LYLA...

Selasa, 19 Januari 2010

Indahnya Menahan Marah

"Siapa yang menahan marah, padahal ia dapat memuaskannya (melampiaskannya) ,
maka kelak pada hari kiamat, Allah akan memanggilnya di depan sekalian
makhluk. Kemudian, disuruhnya memilih bidadari sekehendaknya." (HR. Abu
Dawud - At-Tirmidzi)

Tingkat keteguhan seseorang dalam menghadapi kesulitan hidup memang
berbeda-beda. Ada yang mampu menghadapi persoalan yang sedemikian sulit
dengan perasaan tenang. Namun, ada pula orang yang menghadapi persoalan
kecil saja ditanggapinya dengan begitu berat. Semuanya bergantung pada
kekuatan ma'nawiyah (keimananan) seseorang.

Pada dasarnya, tabiat manusia yang beragam: keras dan tenang, cepat dan
lambat, bersih dan kotor, berhubungan erat dengan keteguhan dan kesabarannya
saat berinteraksi dengan orang lain. Orang yang memiliki keteguhan iman akan
menyelurusi lorong-lorong hati orang lain dengan respon pemaaf, tenang, dan
lapang dada.

*Adakalanya, kita bisa merasa begitu marah dengan seseorang yang menghina
diri kita. Kemarahan kita begitu memuncak seolah jiwa kita terlempar dari
kesadaran. Kita begitu merasa tidak mampu menerima penghinaan itu. Kecuali,
dengan marah atau bahkan dengan cara menumpahkan darah. Na'udzubillah.
*
Menurut riwayat, ada seorang Badwi datang menghadap Nabi S.A.W. dengan
maksud ingin meminta sesuatu pada beliau. Beliau memberinya, lalu bersabda,
"Aku berbuat baik padamu." Badwi itu berkata, "Pemberianmu tidak bagus."
Para sahabat merasa tersinggung, lalu mengerumuninya dengan kemarahan.
Namun, Nabi memberi isyarat agar mereka bersabar.
*
Kemudian, Nabi S.A.W. pulang ke rumah. Nabi kembali dengan membawa barang
tambahan untuk diberikan ke Badwi. Nabi bersabda pada Badwi itu, "Aku
berbuat baik padamu?" Badwi itu berkata, "Ya, semoga Allah membalas kebaikan
Tuan, keluarga dan kerabat."
*
Keesokan harinya, Rasulullah S.A.W. bersabda kepada para sahabat, "Nah,
kalau pada waktu Badwi itu berkata yang sekasar engkau dengar, kemudian
engkau tidak bersabar lalu membunuhnya. Maka, ia pasti masuk neraka. Namun,
karena saya bina dengan baik, maka ia selamat."
*
Beberapa hari setelah itu, si Badwi mau diperintah untuk melaksanakan tugas
penting yang berat sekalipun. Dia juga turut dalam medan jihad dan
melaksanakan tugasnya dengan taat dan ridha.
*
Rasulullah S.A.W. memberikan contoh kepada kita tentang berlapang dada. Ia
tidak panik menghadapi kekasaran seorang Badwi yang memang demikianlah
karakternya. Kalau pun saat itu, dilakukan hukuman terhadap si Badwi, tentu
hal itu bukan kezhaliman. Namun, Rasulullah S.A.W. tidak berbuat demikian.
Beliau tetap sabar menghadapinya dan memberikan sikap yang ramah dan lemah
lembut. Pada saat itulah, beliau S.A.W. ingin menunjukkan pada kita bahwa
kesabaran dan lapang dada lebih tinggi nilainya daripada harta benda apa
pun. Harta, saat itu, ibarat sampah yang bertumpuk yang dipakai untuk
suguhan unta yang ngamuk. Tentu saja, unta yang telah mendapatkan
kebutuhannya akan dengan mudah dapat dijinakkan dan bisa digunakan untuk
menempuh perjalan jauh.
*
Adakalanya, Rasulullah S.A.W. juga marah. Namun, marahnya tidak melampaui
batas kemuliaan. Itu pun ia lakukan bukan karena masalah pribadi. Melainkan,
karena kehormatan agama Allah.
*
Rasulullah S.A.W. bersabda, "Memaki-maki orang muslim adalah fasik (dosa),
dan memeranginya adalah kufur (keluar dari Islam)." (HR. Bukhari)
*
Sabdanya pula, "Bukanlah seorang mukmin yang suka mencela, pengutuk,
kata-katanya keji dan kotor." (HR. Turmudzi).

*Seorang yang mampu mengendalikan nafsu ketika marahnya berontak, dan mampu
menahan diri di kala mendapat ejekan. Maka, orang seperti inilah yang
diharapkan menghasilkan kebaikan dan kebajikan bagi dirinya maupun masyarakatnya.
*
Seorang hakim yang tidak mampu menahan marahnya, tidak akan mampu memutuskan
perkara dengan adil. Dan, seorang pemimpin yang mudah tersulut nafsu
marahnya, tidak akan mampu memberikan jalan keluar bagi rakyatnya. Justru,
ia akan senantiasa memunculkan permusuhan di masyarakatnya. Begitu pun
pasangan suami-isteri yang tidak memiliki ketenangan jiwa. Ia tidak akan
mampu melayarkan laju bahtera hidupnya. Karena, masing-masing tidak mampu
memejamkan mata atas kesalahan kecil pasangannya.

Bagi orang yang imannya telah tumbuh dengan suburnya dalam dadanya. Maka,
tumbuh pula sifat-sifat jiwa besarnya. Subur pula rasa kesadarannya dan
kemurahan hatinya. Kesabarannya pun bertambah besar dalam menghadapi sesuatu
masalah. Tidak mudah memarahi seseorang yang bersalah dengan begitu saja,
sekalipun telah menjadi haknya.

Orang yang demikian, akan mampu menguasai dirinya, menahan amarahnya,
mengekang lidahnya dari pembicaraan yang tidak patut. Wajib baginya, melatih
diri dengan cara membersihkan dirinya dari penyakit-penyakit hati. Seperti,
ujub dan takabur, riya, sum'ah, dusta, pengadu domba dan lain sebagainya.
Dan menyertainya dengan amalan-amalan ibadah dan ketaatan kepada Allah, demi
meningkatkan derajat yang tinggi di sisi Allah S.W.T.

Dari Abdullah bin Shamit, Rasulullah S.A.W. bersabda, "Apakah tiada lebih
baik saya beritahukan tentang sesuatu yang dengannya Allah meninggikan
gedung-gedung dan mengangkat derajat seseorang?" Para sahabat menjawab,
"Baik, ya Rasulullah." Rasulullah saw bersabda, "Berlapang dadalah kamu
terhadap orang yang membodohi kamu. Engkau suka memberi maaf kepada orang
yang telah menganiaya kamu. Engkau suka memberi kepada orang yang tidak
pernah memberikan sesuatu kepadamu. Dan, engkau mau bersilaturahim kepada
orang yang telah memutuskan hubungan dengan engkau." (HR. Thabrani).

Sabdanya pula, "Bahwasanya seorang hamba apabila mengutuk kepada sesuatu,
naiklah kutukan itu ke langit. Lalu, dikunci pintu langit-langit itu
buatnya. Kemudian, turunlah kutukan itu ke bumi, lalu dikunci pula
pintu-pintu bumi itu baginya. Kemudian, berkeliaranlah ia kekanan dan
kekiri. Maka, apabila tidak mendapat tempat baru, ia pergi kepada yang
dilaknat. Bila layak dilaknat (artinya kalau benar ia berhak mendapat
laknat), tetapi apabila tidak layak, maka kembali kepada orang yang mengutuk
(kembali ke alamat si pengutuk)." (HR. Abu Dawud).

Sumber : 165

0 komentar:

Posting Komentar

Modified by Blogger Tutorial

Sepatah Kata ©Template Nice Blue. Modified by Indian Monsters. Original created by http://ourblogtemplates.com

TOP